Sukses

Gabung Lechia Gdansk, Egy Maulana Berpotensi Dipantau Pemandu Bakat Eropa

Egy Maulana Vikri bergabung dengan klub Polandia, Lechia Gdansk.

Liputan6.com, Jakarta - Pilihan Egy Maulana Vikri jatuh kepada Polandia. Setelah sebelumnya dirumorkan akan bermain di Prancis atau Spanyol, pemuda berusia 17 tahun ini membuat keputusan mutlak untuk masa depannya.

Ya, Egy bakal bergabung dengan Lechia Gdansk, tim kasta teratas Liga Polandia, mulai musim depan. Pelajar kelas 3 SMA Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Ragunan, Jakarta Selatan, ini telah diperkenalkan kepada khalayak pada Minggu (11/3/2018) lalu.

Menapaki karier sebagai pesepak bola profesional di Benua Biru merupakan suatu kebanggaan untuk Egy. Namun, banyak pihak yang bertanya-tanya kenapa Polandia, yang kompetisi sepak bolanya tidak semeriah negara Eropa lainnya, seperti Prancis atau Spanyol.

Sebagai salah satu pemain Indonesia pertama yang berkancah di Eropa, Kurniawan Dwi Yulianto membela keputusan Egy. Kesempatan bermain yang lebih besar menjadi acuan mantan pemain yang karib disapa Si Kurus tersebut. Sebab, akan percuma untuk Egy kalau pindah menuju klub yang lebih besar. Personel timnas Indonesia U-23 ini harus ekstra kerja keras menembus tim utama.

"Yang penting kesempatan bermain besar, karena pada akhirnya, jam terbang akan membentuk dan meningkatkan kemampuan pemain. Dan percayalah, pemandu bakat di Eropa berkeliaran. Tentu ini sangat bagus untuk Egy walaupun bermain di Polandia," ucap Si Kurus kepada Liputan6.com.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Wejangan untuk Egy

Si Kurus, yang notabene pernah membela Sampdoria Primavera pada 1994 lalu, tidak sungkan untuk memberikan wejangan kepada Egy supaya kariernya awet di Eropa. Pria berusia 41 tahun ini berpesan, pujian yang terus mengalir dari Indonesia jangan sampai buat Egy besar kepala.

"Yang harus diingat Egy, harus merasa sebagai pemain biasa, bukan sebagai pemain bintang. Jadi selalu termotivasi untuk selalu lebih baik. Karena karakter di sana (Eropa), mereka tidak akan melihat siapa kamu, berasal dari negara kamu," ujar Kurus.

"Yang mereka lihat, adalah kemampuan di atas lapangan saat ini. Kalau bagus, pasti bilang bagus. Kalau tidak, juga akan ditegur. Mereka tidak akan basa-basi, baik pelatih, manajemen, maupun para pemain sendiri. Jadi harus siap mental kalau memang diteriaki saat latihan," katanya menambahkan.

3 dari 3 halaman

Tantangan Terbesar

Si Kurus membocorkan tantangan besar Egy untuk melawan kerasnya sepak bola Eropa. Mantan asisten pelatih Borneo FC pada Piala Presiden 2018 ini menyarankan Egy untuk melatih dan membenahi mental supaya kebal dengan segala tantangan.

"Intinya tantangan terbesar adalah mengalahkan diri sendiri. Kuat tidak menghadapi segala tekanan itu. Saya pribadi mendoakan Egy agar dia sukses dan membanggakan bangsa ini. Amin," tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.