Sukses

Liga Champions, Harga Mati bagi Juve

Antonio Conte mengakui jika di saat menandatangani kontrak kerjanya dengan Juventus, ia diminta manajemen klub untuk mengantarkan Gianluigi Buffon dkk kembali berkiprah di Liga Champions.

Liputan6.com, Turin: Hanya berselang beberapa jam setelah memecat Luigi Delneri dari jabatannya sebagai pelatih tim, pada 31 Mei 2011, Juventus memberi konfirmasi pengangkatan mantan gelandangnya di periode 1991-2004, Antonio Conte, sebagai allenatore tim yang baru dengan kontrak kerja berdurasi dua musim atau sampai 30 Juni 2013.

Saat itu, media massa Italia sepakat jika Conte mendapat amanah dari manajemen klub di bawah kendali Presiden Klub Andrea Agnelli, untuk mengantarkan kembali Bianconeri ke kompetisi level tertinggi di ajang Eropa, yaitu Liga Champions. Pasalnya, dalam dua musim sebelumnya, 2009-2010 dan 2010-2011, Juve hanya mampu menduduki peringkat ketujuh di klasemen akhir Serie A Italia.

Dalam wawancaranya dengan La Repubblica, Conte mngakui jika ia mendapat tugas untuk membawa Gianluigi Buffon dkk kembli berkiprah di ajang Liga Champions. “Saya diminta untuk mengembalikan tim ke Liga Champions. Sebab, sangat fundamental artinya berkiprah di ajang tersebut ditinjau dari aspek ekonomi (finansial), pun demikian halnya dengan usaha membujuk para pemain bintang untuk bergabung ke sini. Musim ini kami wajib meraih posisi dua besar. Liga Champions adalah nyawa bagi kami,” tegas Conte.

Sampai sejauh ini, prestasi La Vecchia Signora di bawah racikan Conte dapat dibilang cukup membanggakan. Setelah sempat bercokol di puncak klasemen, Buffon dkk yang belum terkalahkan dalam 29 partai liga menduduki peringakt kedua, tertinggal empat poin dari AC Milan. Di ajang Coppa Italia, Juve menerobos partai puncak guna bertemu dengan Napoli.

Conte mengakui jika Rossoneri berada selangkah di depan. “Masalahnya, Milan beberapa tahun di depan kami. Kami berhasil mereduksi jarak dengan tim-tim lainnya. Tapi, tidak dengan Milan. Kami kalah pengalaman,” aku Conte yang menampik dirinya bakal menjajal kemampuannya di kancah Liga Premier Inggris. “Saya belajar bahasa Inggris beberapa tahun. Tapi, sulit untuk bisa nge-klop. Cepat atau lambat, saya akan menjajal pengalaman baru di lain tempat,” ujarnya berteka-teki. (MEG/Football Italia)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.