Sukses

Menelaah Penyebab Mundurnya Guardiola

Pep Guardiola menegaskan faktor keluarga tidak ada kaitannya dengan keputusannya untuk mundur dari Barcelona. Lalu, benarkah hanya gara-gara faktor kelelahan dan motivasi?

Liputan6.com, Barcelona: Isu hengkangnya Pep Guardiola dari Barcelona di akhir musim mulai menyita perhatian publik sepakbola sehari sesudah Lionel Messi dkk secara tragis disingkirkan Chelsea di babak semifinal Liga Champions. Dua harian terkemuka di Spanyol, Marca dan AS, sama-sama mengklaim jika Guardiola telah membuat keputusan meninggalkan Camp Nou di akhir musim sesuai dengan kontrak kerjanya yang akan berakhir pada Juni mendatang (Baca: Guardiola Tinggalkan Barcelona?).

Apa yang dilansir kedua harian tersebut terbukti sehari kemudian. Dalam konferensi persnya yang didampingi Presiden Klub Sandro Rosell dan Direktur Sepakbola Andoni Zubizaretta, Guardiola memberi konfirmasi terkait keputusannya menampik proposal perpanjangan kontrak. Dalam kesempatan itu, Guardiola menolak tegas jika putusannya itu dipengaruhi faktor keluarga.

“Keluarga tidak ada pengaruhnya. Hal ini merupakan keputusan pribadi. Empat tahun membuat setiap orang (maksudnya dirinya sendiri) lelah. Saya telah mengatakan soal ini kepada presiden di akhir September atau awal Oktober, bahwasanya kiprah saya bakal segera berakhir. Sosok pelatih baru akan memberikan sesuatu yang tidak dapat saya berikan lagi,” tegas Pep, pelatih termuda sepanjang sejarah yang mampu meraih gelar Liga Champions saat Barca menundukkan MU 2-0 di Stadio Olimpico, Roma, 27 Mei 2009. Saat itu usia Pep baru menginjak 38 tahun.

Namun, seperti yang dilansir The Sun, boleh jadi bukan hanya kelelahan dan motivasi—Pep telah memenangkan semua gelar—yang membuat mantan gelandang bertahan Brescia dan Roma itu memutuskan meninggalkan Messi dkk di saat Barca terpuruk. Faktor friksi alias pertikaian antara Rosell dan pendahulunya Joan Laporta digadang-gadang juga menjadi alasan di balik hengkangnya Guardiola.

Pada Oktober 2011, Guardiola sempat merilis pernyataan yang intinya mendukung Laporta menyusul kebijakan Rosell yang membekukan semua aset Laporta dan konco-konconya. “Saya sangat sayang dengan dewan direksi yang lama. Merekalah yang mengangkat saya. Karenanya, saya sedih dengan kondisi yang terjadi,” terang Guardiola menyikapi pembekuan aset Laporta.

Selain soal friksi tersebut, muncul isu lainnya yang membuat Guardiola menimbang ulang masa depannya di Camp Nou. Sejumlah pemain senior ditengarai bakal ditendang Rosell demi menyegarkan komposisi skuad. Di antaranya adalah Gerard Pique dan Dani Alves. Kedua pemain dinilai dewan direksi menunjukkan performa yang buruk di musim ini.

Lalu, ini yang jadi disebut-sebut membuat Guardiola bertengkar hebat dengan Rosell. Sang presiden hendak mengakuisisi bintang Santos dan Brasil Neymar da Silva guna menelikung Real Madrid. Di mata Rosell, rekrutmen Neymar bakal membuat Los Blancos kebakaran jenggot. Namun, Guardiola menginginkan tim dibentuk untuk mendukung Messi. Guardiola pun tak mau kedatangan pemain seperti Neymar bakal merusak suasana harmonis di ruang ganti pemain.(MEG/The Sun)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.