Sukses

Keroyok Wasit Sampai Meninggal, Remaja Belanda Dipenjara

Pria 41 tahun itu ditendang berkali-kali oleh para pemain muda itu dan satu-satunya orang dewasa yang hadir di lapangan.

Desember tahun lalu insan sepakbola di Belanda dikejutkan dengan meninggalnya seorang asisten wasit bernama Richard Nieuwenhuizen akibat dikeroyok pemain pada sebuah pertandingan U-17 di Almere, dekat ibukota Belanda, Amsterdam.

Pria 41 tahun itu ditendang berkali-kali oleh para pemain muda itu dan satu-satunya orang dewasa yang hadir di lapangan.  Nieuwenhuizen tak sadarkan diri sejam setelah pertandingan dan terpaksa dilarikan ke rumah sakit. Setelah sempat koma,  Nieuwenhuizen akhirnya dinyatakan meninggal dunia beberapa hari kemudian.

Pada saat kejadian pelaku rata-rata masih berusia 15 dan 16 tahun. Satu-satunya orang dewasa yang ikut mengeroyok  Nieuwenhuizen adalah ayah salah satu pemain. Kasus pengeroyokan ini memasuki babak baru. Pada hari Senin (17/6), pengadilan Belanda menjatuhkan vonis kepada para pelaku.

Ayah salah seorang pemain tersebut divonis penjara enam tahun. Sedangkan lima pesepakbola remaja menerima hukuman penjara bervariasi antara 12 dan 24 bulan di penjara khusus remaja.

Para pelaku memiliki waktu dua pekan untuk mengajukan banding. Mereka semuanya mengaku tidak bersalah. Pengacara mereka bahkan beralasan bila sang asisten wasit memiliki gangguan kesehatan yang menyebabkan kematiannya. Namun ahli forensik Belanda membantah klaim pengacara tersebut dengan menyatakan Nieuwenhuizen tewas karena akibat dikeroyok.

Para pelaku kebanyakan merupakan imigran Maroko sehingga kasus pengeroyokan terhadap Nieuwenhuizen sempat dimanfaatkan politisi anti muslim, Geert Wilders, untuk mengobarkan konflik SARA.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.