Sukses

Ketika Prabowo Bicara Merosotnya Prestasi Timnas Sepakbola

Sosok Prabowo Subianto setelah lepas dari militer, lebih dikenal sebagai tokoh partai politik Gerindra. Prabowo pun bicara soal sepakbola.

Sosok Prabowo Subianto setelah meninggalkan dinas militer, lebih dikenal kiprahnya di organisasi himpunan tani. Sementara di bidang olahraga, mantan Danjen Kopassus ini juga dikenal sebagai pembina pencak silat. Namun, belakangan publik lebih mengenal sosok Prabowo sebagai petinggi Partai Gerindra. 

Dalam sebuah kesempatan, Prabowo memberikan tanggapannya tentang prestasi sepakbola nasional usai timnas yang dilabeli nama Indonesia Dream Team dikalahkan klub raksasa Inggris Arsenal dengan skor telak 7-0. Menurut mantan Pangkostrad di era 1998 ini krisis kepemimpinan di tubuh PSSI dan pemangku kepentingan lainnya berdampak pada merosotnya prestasi sepakbola nasional.

"Prestasi tim nasional semakin menurun. Hal itu harus menjadi perhatian khusus terutama dalam pembenahan masalah kepemimpinan yang nantinya akan berpengaruh kepada manajemen persepakbolaan nasional dan pembangunan karakter," ujar Prabowo.

Prabowo yakin kualitas pemain sepakbola nasional sudah baik. Tapi penentu kualitas sepakbola adalah mutu pemimpinnya. "Jadi sebaiknya mencari pemimpin yang baik dulu, dan kemudian baru bicara masalah permainannya," ungkapnya.

Jauhnya skor 7-0 saat laga timnas melawan Arsenal menggambarkan jauhnya kesenjangan kualitas sepakbola antara keduanya. Prestasi sepakbola nasional di tingkat Asia Tenggara pun belum bisa dibanggakan karena belum sekalipun memenangi gelar juara Piala AFF yang menjadi lambang supremasi sepakbola tingkat regional zona ASEAN.

"Memang saya pribadi menilai prestasi timnas kita mengalami penurunan. Saya masih ingat Indonesia pernah memiliki prestasi yang membanggakan dengan menahan imbang Timnas Rusia 0-0 pada Olimpiade 1956. Setelah itu, Indonesia selama bertahun-tahun sempat bertengger di posisi tiga zona Asia," katanya.

Tahun lalu, Indonesia sempat mengalami kekalahan telak 10-0 dari Bahrain pada ajang Kualifikasi Piala Dunia 2014 Grup E. Banyak pihak yang menganggap konflik dualisme persepakbolaan merupakan penyebab menurunnya prestasi Timnas Indonesia. Tapi saat dualisme belum mengemuka, Tim Garuda juga sempat kalah telak dari Uruguay dengan skor 7-1. (Ant/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini