Benitez Kian Tertekan

Liputan6.com, Milan: Setelah kekalahan di Derby della Madonnina, pelatih Inter Milan Rafael Benitez diberi ultimatum untuk menyelamatkan masa depan karier kepelatihannya di Giuseppe Meazza dalam dua pertandingan, yaitu menghadapi Chievo Verona dan FC Twente (Baca: Pertaruhan 180 Menit untuk Benitez).

Tak dinyana, tekanan bagi Benitez kian membuncah menyusul kekalahan 1-2 yang diderita Nerazzurri di kandang The Flying Donkeys, Minggu (21/11). Walhasil, laga di matchday kelima penyisihan Grup A Liga Champions menjamu The Tukkers, Rabu (24/11) lusa menjadi pertaruhan terakhir bagi Benitez. Bukan tak mungkin, patron klub  Massimo Moratti bakal mengetuk palu godam kepada Benitez andaikata Inter kembali menuai hasil buruk.

Mantan manajer Liverpool berusia 50 tahun itu tidak menampik jika dirinya sedang berada dalam tekanan besar. Namun, Benitez tetap optimistis jika Inter mampu melewati kerikil di depan mata. “Saya seorang pelatih profesional dengan segudang pengalaman. Karenanya, saya tahu apa yang harus saya siapkan menghadapi partai di muka. Jika kami meraih kemenangan di laga pada Rabu, segalanya akan menjadi berubah. Kami butuh gol untuk mendulang kemenangan,” tegas Benitez.

Benitez tak mau menyalahkan kondisinya tim yang dilanda cedera sejumlah pemain inti sebagai dalih di balik kekalahan dua kali beruntun yang dialami Samuel Eto’o dkk. Di laga lawan Chievo, Inter kehilangan Diego Milito, Julio Cesar, Walter Samuel, Coutinho, Thiago Motta, Sulley Muntari, dan McDonald Mariga. “Partai di hari Rabu sangat vital artinya. Kami harus tampil penuh padu. Kami memang tengah dilanda kesulitan terkait begitu banyaknya pemain yang cedera. Tak mudah bagi kami. Akan tetapi, kami wajib menyiasatinya,” tandas Benitez.(MEG/Reuters)