Sukses

UEFA Tunjuk "Musuh" Mourinho

Boleh jadi Liga Champions ajang yang kurang bersahabat bagi Jose Mourinho. Leg kedua semifinal Barcelona dan Real Madrid akan dipimpin Frank De Bleeckere, wasit yang membawa kenangan pahit bagi Mourinho.

Liputan6.com, Nyon: Boleh jadi Liga Champions merupakan ajang yang kurang bersahabat bagi Jose Mourinho. Leg kedua semifinal musim ini antara Barcelona dan Real Madrid yang akan berlangsung di Nou Camp, Selasa (3/5) lusa malam waktu setempat atau Rabu (3/5) dinihari WIB, bakal dipimpin wasit asal Belgia, Frank De Bleeckere, sosok yang membawa kenangan pahit bagi Special One.

Dua musim yang lalu, adalah De Bleeckere, 44 tahun, yang nyaris membuat langkah Inter Milan—klub yang saat itu ditangani Mourinho—ke babak final kandas. Pasalnya, di leg kedua semifinal yang juga berlangsung di Nou Camp, 28 April 2009, De Bleeckere mengusir gelandang andalan Nerazzurri Thiago Motta ketika pertandingan baru berlangsung 28 menit.

Motta mendapat kartu kuning kedua alias kartu merah karena dianggap menyikut gelandang Barca Sergio Busquets. Dari tayang ulang, tampak jelas Busquets melakukan aksi drama guna meminta perhatian lebih dari sang pengadil. Aksi yang nyaris meloloskan Barca. Beruntung bagi Mourinho, tampil dengan 10 pemain Inter hanya kalah 0-1 dan lolos ke partai puncak dengan keunggulan agregat 3-1.

Penunjukan De Bleeckere kali ini pun mendapat reaksi negatif dari Mourinho yang di leg pertama diusir wasit asal Jerman Wolfgang Stark karena protes kerasnya terkait kartu merah Pepe. “Saya tidak bisa mengungkapkan apa yang saya rasakan. Saya hanya bertanya, mengapa?” tegas Mourinho. “Mengapa (UEFA) menunjuk Ovrebo, Busacca, Frisk, Stark, De Bleeckere. Setiap laga semifinal selalu saja dipimpin wasit yang ‘sama’,” keluh Mourinho.

Tom Henning Ovrebo menjadi wasit di laga Chelsea dan Barcelona di Stamford Bridge. Ketika itu, Ovrebo menolak memberikan hadiah penalti kepada skuad Mourinho di pengujung laga. Sementara, Anders Frisk menjadi wasit pertama yang “berurusan” dengan Mourinho menyusul keputusannya mengeluarkan Didier Drogba di Nou Camp ketika Chelsea berlaga di leg pertama babak 16 besar menghadapi Barca. Saat itu Frisk dituding Mourinho memberi keuntungan kepada Los Blaugrana menyusul percakapannya dengan Frank Rijkaard—pelatih Barca saat itu—di saat jeda. Dua pekan kemudian, Frisk memutuskan mundur dari kancah sepakbola.(MEG/Guardian)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini