Sukses

Spanyol Tetap Terdepan

Di mata kapten Timnas Jerman, Philipp Lahm, penampilan Der Panzer dapat dikatakan sejajar dengan raksasa Amerika Latin Brasil. Namun, Lahm mengakui jika Spanyol tetap menjadi patokan.

Liputan6.com, Zurich: Tujuh tahun Philipp Lahm menjadi bagian dari skuad Timnas Jerman. Defender berusia 27 tahun ini kini disebut-sebut menjadi salah satu full-back terbaik di dunia. Signifikannya progres perkembangan Lahm membuatnya didaulat mengenakan ban kapten, baik bersama Bayer Muenchen maupun Der Panzer.

Menjelang laga kualifikasi Euro 2012 Grup A menghadapi musuh bebuyutan Austria di Ernst Happel Stadium, Wina, Jumat (3/6) malam waktu setempat atau Sabtu (4/6) dinihari WIB, Lahm berkesempatan menyuarakan pandangannya kepada FIFA.com terkait kebangkitan penampilan Jerman, gemilangnya kiprah Spanyol, dan tentunya kualifikasi Euro 2012.

Anda memulai debut bersama Jerman pada 2004. Bagaimana pengamatan Anda terkait perkembangan timnas sampai saat ini?
Benar-benar berbeda, baik dilihat dari faktor pemain dan personal. Hanya sedikit pemain veteran yang masih terpakai. Kami mempunyai begitu banyak pemain baru, utamanya pemain muda. Dua kali pergantian pelatih benar-benar telah mentransformasi penampilan tim. Kini, pola permainan tim semakin cepat.

Sejak PD 2010, banyak yang menilai jika Jerman merupakan salah satu tim muda yang paling menjanjikan saat ini...
Positif arah perkembangan yang kami lalui. Tapi, tentu saja, kami belum mampu mencapai apa yang kami inginkan. Spanyol tetap jadi standar utama. Hasil dari tiga turnamen mayor memberi indikasi jika arah yang kami tuju sudah benar. Akan tetapi, kami belum dapat mengeluarkan potensi yang kami miliki secara penuh. Kami sangat berhasrat meraup trofi.

Seberapa dekat dengan target tersebut?
Kami telah memberi bukti jika kami sejajar dengan Brasil dan kekuatan sepakbola utama lainnya. Spanyol tetap terdepan. Tapi, kami kian mendekatinya. Kami memiliki tim muda yang berkualitas dan dapat berkembang dalam beberapa tahun ke depan plus mampu merebut gelar.

Apa kekurangan Jerman dibanding Spanyol?
Waktu bersama sebagai satu kesatuan (unit). Untuk beberapa tahun terakhir, Spanyol telah menggunakan sistem yang sama dan mengadopsi taktik permainan yang sama pula. Sementara, kami baru memulainya dua atau tiga tahun yang lalu. Jadi, Anda bisa mengatakan jika kami masih dalam taraf belajar.

Perkembangan timnas tak dapat dilepaskan dari kiprah pelatih Joachim Loew. Pendapat Anda?
Pelatih memberi kontribusi besar atas kesuksesan yang kami raih belakangan. Titik tolaknya usai PD 2006. Joachim adalah pleatih top yang tahu persis apa kekurangan kami ketika bermain di level internasional. Ia tahu apa yang kami butuhkan saat latihan dan mencari cara terbaik untuk belajar (dari kesalahan).

Tampaknya hal itu sudah terbayar menyusul keberhasilan Jermain menduduki tiga besar dalam dua PD yang terakhir dan tampil sebagai runner-up pada Euro 2008. Namun, bukankah kegagalan meraih gelar membuat Anda kecewa?
Tergantung. Pada PD 2006, tidak ada satu pun yang mengunggulkan kami. Jadi, saya pikir, turnamen itu sangat sukses bagi kami. Kami nyaris meraih gelar dua tahun kemudian (Euro 2008). Namun, saat itu sangat jelas jika Spanyol adalah tim yang lebih baik dan pantas jadi juara. Dalam benak saya, justru pada PD 2010 kami sangat dekat (dengan gelar) meski kami tersingkir di babak semifinal (dari Spanyol). Kami sangat kecewa, sebab saat itu kami tahu kami punya peluang besar (meraih gelar).

Jadi, Euro 2012 adalah keharusan bagi Jerman untuk meraih gelar?
Melihat progres dalam beberapa tahun terakhir, jelas jika target kami adalah memenangi Euro 2012. Tapi, kami tahu jika hal itu sulit dilakukan. Yang kami akan lakukan adalah bekerja keras dan melihat sampai titik mana perjalanan yang kami lalui.

Pada Jumat (3/6), Anda bakal berhadapan dengan rival bebuyutan Austria di Wina. Apakah partai itu spesial bagi Anda mengingat Anda datang dari Muenchen yang berdekatan dengan perbatasan Austria?
Kami orang Bavaria dan kehidupan di Austria nyaris sama. Jadi, selalu spesial bermain melawan mereka.

Beberapa hati kemudian Jerman terbang ke Azerbaijan yang kini diarsiteki Berti Vogts (mantan pelatih Jerman)...
Partai yang juga sama spesialnya mengingat lawan ditangani orang Jerman. Lebih-lebih arsiteknya adalah Berti Vogts yang membawa Jerman juara Euro 1996. Kami mencari tiga poin di sana. Namun, kami sadar itu tidak mudah dilakukan. Ketika kualifikasi PD 2010 lalu, kami kerap bermasalah saat tandang ke kandang lawan.
(MEG/FIFA)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini