Sukses

Cruyff Cibir Penampilan Brasil

Legenda sepakbola Belanda, Johan Cruyff kembali angkat bicara. Setelah memuji Cile, Cruyff mencibir penampilan tim favorit Brasil yang dinilainya membosankan dan telah kehilangan sentuhan magisnya.

Liputan6.com, Johannesburg: Legenda sepakbola Belanda, Johan Cruyff, kembali angkat bicara soal penampilan tim-tim yang bertanding di putaran final Piala Dunia (PD) 2010 di Afrika Selatan. Setelah memuji agresifnya performa Cile di bawah asuhan Marcelo Bielsa (Baca: Cile Curi Cinta Cruyff), mantan kapten Oranye di PD 1974 itu dengan blak-blakan mencibir penampilan Brasil yang dinilainya membosankan dan kehilangan sentuhan magisnya.

Di bawah arahan Carlos Dunga, Brasil berhasil meraih satu tempat di babak perempat final usai membantai Cile tiga gol tanpa balas. Keberhasilan itu tak lepas dari strategi Dunga yang mengubah pola permainan Brasil yang lebih disiplin dan defensif. Seperti tim-tim lainnya yang bersikap pragmatis, Dunga pun tak mau terlena dengan sepakbola fantastista yang mengedepankan tampilan menyerang yang menarik untuk ditonton. Itulah sebabnya Cruyff berang melihat gaya Tim Samba di Afrika Selatan.

“Saya tidak akan pernah membeli tiket guna menonton pertandingan Brasil dengan tim seperti yang sekarang ini. Tim Brasil yang sesungguhnya telah hilang di ajang Piala Dunia. Saya mencoba melihat komposisi tim dan saya pun teringat dengan sosok pemain seperti Gerson, Tostao, Falcao, Zico, atau Socrates. Tetapi, saya hanya melihat Gilberto, Melo, Bastos, Julio Baptista,” ujar Cruyff.

“Mana magis ala Brasil? Saya bisa memahami mengapa Dunga mengambil para pemain seperti yang sekarang dibawanya ke Afrika Selatan. Namun, mana playmaker atau pemain yang punya skill di lini tengah? Saya pikir para penonton pun ogah membeli tiket untuk menyaksikan permainan mereka,” ketus Cruyff.

Lebih jauh, di mata Cruyff, apa yang ditampilkan Kaka dkk di Afrika Selatan tidak berbeda dengan penampilan tim-tim lainnya. “Brasil butuh tampil dengan permainan yang lebih intensif dan menggigit. Para fans selalu ingin menikmati gaya dan fantasi Samba di Piala Dunia. Sayangnya, kali ini mereka tidak dapat mewujudkannya. Mereka memiliki pemain yang bertalenta. Tapi, pola dan gaya permainan yang mereka kembangkan terlalu defensif dan jauh dari kata memuaskan. Hal itu memalukan fans dan turnamen Piala Dunia itu sendiri,” tegas Cruyff.(MEG/Mirror)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.