Sukses

Kabar Miring di Balik Menangnya Rusia

Media massa Inggris geram dengan keputusan FIFA yang menunjuk Rusia sebagai host PD 2018. Muncul spekulasi jika kubu Vladimir Putin bakal tahu jadi pemenang sehari sebelum voting digelar.

Liputan6.com, London: Kegagalan Inggris menjadi tuan rumah putaran final Piala Dunia (PD) 2018 menjadi headline media massa Negeri Ratu Elizabeth tersebut dalam edisinya pada Jumat, 3 Desember. Kecewa dan sesal jadi satu kata yang kerap muncul. Namun, yang menarik, apa yang dilansir harian The Sun yang mengklaim jika sehari sebelum digelarnya pemungutan suara oleh 22 anggota Komite Eksekutif FIFA di Zurich, Swiss, Kamis (2/12), kubu Rusia telah mengetahui kemenangan bakal berada di pihaknya.

Kabar miring tersebut dipicu dari keyakinan sangat tinggi yang ditunjukkan Chief Executive Bidding Russia Alexey Sorokin. Mantan diplomat Rusia di Washington itu disebut-sebut memberi bocoran kepada delegasi Inggris bahwasanya mereka telah mengumpulkan jumlah suara yang cukup untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia edisi yang ke-21. “Sorokin tahu persis jika Rusia telah mengantongi jumlah suara yang cukup. Hal itu dikatakannya kepada (delegasi) Inggris,” ujar sumber.

Yang terjadi memang menyakitkan bagi kubu Inggris yang tak tanggung-tanggung mengirimkan tiga sosok penting, Perdana Menteri David Cameron, Pangeran Williams, dan superstar David Beckham, guna melobi Presiden FIFA Sepp Blatter dan Komite Eksekutif. Alih-alih mendapat suara yang cukup untuk bertanding di putaran kedua—mengingat persaingan yang diprediksi berjalan ketat—Inggris secara mengejutkan hanya mendapatkan dua suara dan tersingkir di putaran pertama. Dari kedua suara tersebut, satu suara dipastikan berasal dari Wakil Presiden FIFA Geoff Thompson. Satunya lagi ditaksir berasal dari Junji Ogura (Jepang). Isu miring tentang hasil yang telah diketahui Rusia juga dipicu dari mind game yang ditunjukkan Perdana Menteri Vladimir Putin yang sebelum voting dilangsungkan, memberi konfirmasi tidak akan menghadiri seremoni yang digelar di markas besar FIFA tersebut.

Menurut Chief Executive Bidding Andy Anson yang semula memprediksi jika Inggris minimal mengantongi enam suara di putaran pertama, kegagalan timnya justru membuktikan jika FIFA memang tidak suka dengan media massa Inggris yang belakangan gencar menuding adanya penyuapan dan jual beli suara di antara anggota Komite Eksekutif FIFA. Meski klaim yang awalnya dilansir Sunday Times itu tidak mendapatkan bukti yang cukup, berdasarkan hasil investigasi, Komite Etis FIFA menghukum dua anggota Komite Eksekutif, Reynald Temarii dari Haiti dan Amos Adamu dari Nigeria.(MEG/The Sun)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini