Sukses

MotoGP 2016 Penuh Rivalitas, Stoner Bukan Sobat Rossi

Bara rivalitas di lintasan MotoGP sudah mulai terasa. Pemicunya, soal kemungkinan Stoner kembali turun gunung.

Liputan6.com, Jakarta - Kendati musim 2016 masih jauh, tapi bara rivalitas di lintasan MotoGP sudah mulai terasa. Pemicunya, soal kemungkinan Casey Stoner bakal kembali turun gunung ke ajang roda dua kelas Premier ini musim depan.

Spekulasi Stoner kembali berawal dari keikutsertaan rider asal Australia ini tampil sebagai pembalap tes Ducati. Dari situ, tidak menutup kemungkinan bila Stoner benar-benar masuk formasi rider utama tim pabrikan asal Italia ini.

Baca Juga

  • 5 Pesepak Bola yang Kedapatan Selingkuh
  • Jelang Natal, Marquez Jajal Mobil Mewah Honda
  • Pantang Menyerah, Pembalap Indonesia Dorong Motor ke Garis Finis

Bila Stoner kembali manggung di MotoGP, peta persaingan jelas bakal lebih seru. Empat juara dunia MotoGP bakal bersatu. Kans Valentino Rossi tampil sebagai juara jelas bakal lebih berat. Selain harus meladeni duo Spanyol, Jorge Lorenzo dan Marc Marquez, VR46 juga harus mewaspadai ancaman dari The Kurri Kurri Boy, alias Stoner. 

Karier Stoner di MotoGP memang tidak bertahan lama. Setelah merebut gelar MotoGP musim 2007 dan 2011, Stoner mengambil keputusan mengejutkan pensiun dini dari MotoGP pada 2012. Repsol Honda menjadi tim terakhir yang diperkuat Stoner sebelum gantung helm.

Dari catatan Motorcyclenews, Rossi sebenarnya juga tidak memiliki hubungan harmonis dengan Stoner. Bukan hanya di atas lintasan, tetapi juga di luar lintasan. Berikut faktanya:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rossi Tolak Stoner di Yamaha

Sejak musim 2005, Yamaha sudah mencari rider pengganti alias penerus Valentino Rossi. Colin Edwards yang ketika itu masih bergabung di Yamaha mengusulkan nama Stoner. Usulan Edwards pun diterima oleh kepala kru Yamaha, Jeremy Burgess. 

Bukan semata karena sama-sama berasal dari Australia. Lebih dari itu, Burgess melihat kalau Stoner memiliki bakat mumpuni serta potensi untuk menjadi rider papan atas. Yamaha pun mulai melakukan pendekatan dengan Honda LCR (tim satelit Honda) pada 2007, namun ketika itu Rossi menutup jalan Stoner bergabung di tim Garputala.

Alasannya, Rossi takut konsentrasi Burgess terpecah karena ada pembalap yang satu negara dengan Burgess di paddock. Yamaha pun melepas Stoner. Sang pembalap kemudian bergabung ke Ducati. Dan di musim pertama bersama tim Merah ini, Stoner langsung menjadi juara dunia.

3 dari 4 halaman

Insiden Laguna Seca

Di awal seri 2008, Rossi mulai merasakan rivalitas sengit dengan Stoner--yang ketika itu masih menggeber Ducati. Menjelang MotoGP Laguna Seca, Rossi sempat bergurau cara terbaik untuk menghentikan Stoner adalah menembakanya. "Saya harus start 30 detik lebih awal atau saya bakal menembaknya," seloroh Rossi.

Rossi vs Stoner di Laguna Seca 2008

Dan benar saja, ketika lomba Rossi benar-benar "menembak" Stoner. Si pemilik nomor 46 ini harus memotong jalur balapan Stoner di tikungan Corkscrew. Rossi sukses memenangi duel tersebut. Di podium, Stoner kemudian menyampaikan protes pada Rossi. Dia menilai, manuver The Doctor kelewatan. Namun, Rossi tampak santai. Terlebih, pengawas lomba pun cenderung santai.

4 dari 4 halaman

Tepukan Tangan Stoner di Jerez 2011

Pada 2011, Stoner vs Rossi terlibat insiden serius di Jerez. Ya, kedua rider tersebut saling bersenggolan ketika memasuki tikungan pertama. Rossi menyeret Stoner jatuh. Namun, Rossi mampu melanjutkan lomba sedangkan Stoner tidak. Dari pinggir trek, Stoner melontarkan gesture bernada mengejek dengan bertepuk tangan ketika Rossi lewat di hadapannya. 

Rossi vs Stoner di MotoGP Jerez 2011

Setelah balapan, Rossi langsung ke paddock Stoner untuk meminta maaf. Lantas dijawab Stoner,"Apakah ambisi Anda melebihi bakat Anda?," tanya Stoner.

"Saya memiliki kesempatan khusus di Jerez untuk bisa naik podium. Saya lalu melakukan kesalahan karena bersikap seperti pembalap muda. Sialnya lagi, saya pun menjatuhkan Stoner," kata Rossi melanjutkan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini