Sukses

5 Tim Sukses Tanpa Mendominasi Ball Possession

Dortmund gulingkan dominasi Muenchen. Leicester City masih mendominasi Liga Inggris.

Liputan6.com, Jakarta - Barcelona bisa dibilang merupakan klub paling sukses di era sepak bola modern seperti ini. Nama Los Blaugrana --sebutan Barcelona-- semakin terdengar menakutkan ketika dibesut oleh Pep Guardiola pada tahun 2008.

Baca Juga

  • Rio, Palmer, dan Wehrlein, Siapa Debutan F1 Paling Menjanjikan?
  • Marquez dan Pedrosa Jadi Ilmuwan Dadakan Sebelum MotoGP Qatar
  • Barcelona Pamer Desain Baru Camp Nou, Intip Kemegahannya

Pada tahun pertama di Camp Nou Stadium, Guardiola memperkenalkan strategi Tiki-Taka kepada Lionel Messi dan kawan-kawan. Taktik ini mengharuskan semua pemain lebih banyak bermain umpan-umpan pendek agar menguasai ball possession.

Tiki-taka pun sempurna untuk Barcelona. Guardiola berhasil mempersembahkan enam gelar sekaligus untuk Los Blaugrana, yakni La Liga, Copa del Rey, Supercopa de Espana, Liga Champions, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antar Klub.

Meski Guardiola sudah meninggalkan Camp Nou pada 2012, Tiki-taka masih menjadi filosofi Barcelona. Hingga pelatih mereka saat ini, Luis Enrique pun masih mengandalkan taktik yang diwariskan oleh Barcelona.

Barcelona sempat merajai sepak bola Eropa dengan kekuatan ball possession mereka yang dikenal dengan sebutan tiki-taka. (AFP)

Tim asal Katalunya itu menjadi kandidat terkuat memenangkan La Liga musim 2015/16. Barcelona berada di puncak klasemen La Liga dengan mengemas 72 poin, unggul delapan angka dari pesaing terdekatnya Atletico Madrid.

Seperti dikutip dari Squawka, Los Blaurgana berada di puncak klasemen karena menguasai jalannya pertandingan. Jika dirata-rata, Barcelona menguasai 60 persen ball possession setiap laga. Tim besutan Luis Enrique itu melepaskan 13.113 umpan pendek, 476 umpan sundulan dan 947 umpan panjang dengan tingkat keberhasilan sebesar 86 persen.

Namun ball possession bukan satu-satunya cara bagi sebuah tim meraih sukses. Berikut lima tim besar Eropa yang sukses tampil gemilang tanpa menguasai ball possession.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Borussia Dortmund

Borussia Dortmund
Tim pertama yang meraih kesuksesan tanpa menguasai ball possession adalah Borussia Dortmund. Tim asal Jerman itu sangat sukses ketika masih dilatih Jurgen Klopp, yang saat ini menjadi manajer Liverpool.

Dortmund sukses menggulingkan Bayern Muenchen untuk memenangkan Bundesliga pada 2011 dan 2012. Tim yang bermarkas di Signal Iduna Park itu juga bisa melangkah ke partai final Liga Champions 2013. Sayang mereka gagal mengangkat 'Si Kuping Besar' setelah dikalahkan Bayern Munchen di partai final.

Kunci sukses Shinji Kagawa dan kawan-kawan adalah memanfaatkan serangan balik. Dortmund memberikan kesempatan kepada lawan untuk memberi tekanan sambil menunggu kelengahan agar bisa memanfaatkan serangan balik.

Nuri Sahin menjadi kunci permainan Dortmund pada saat itu.  Dia pandai menyeimbangkan permainan. Sahin menjadi penghubung yang pas antar pemain bertahan dengan striker. Setelah Sahin hengkang ke Real Madrid, tugasnya diambil alih oleh Shinji Kagawa.

Selama lima tahun kepemimpinan Klopp, Dortmund selalu mengandalkan serangan balik. Bila dirata-rata, tim yang identik dengan warna kuning itu bisa melepaskan 1,17 sepakan per laga setelah menciptakan serangan balik. Tektik ini dinamakan gegenpressing.

3 dari 6 halaman

Real Madrid

Real Madrid
Tahun 2010, Jose Mourinho ditunjuk Florentino Perez menjadi pelatih Real Madrid. Gaya kick n rush sangat kental dengan Madrid ketika dilatih Mourinho selama tiga tahun.

Gaya permainan ini sangat cocok dengan Los Blancos yang memiliki pemain dengan karakteristik kecepatan, seperti Cristiano Ronaldo, Mesut Ozil, Angel Di Maria hingga Karim Benzema.

Pada tahun 2013, Madrid yang mengandalkan serangan balik dan kecepatan pemain sayapnya sukses menyingkirkan Barcelona dalam perburuan gelar La Liga. Los Blancos juga mencatatkan beberapa rekor pada waktu itu. Madrid menjadi juara dengan raihan 100 poin.

Madrid mencatatkan 32 kemenangan dalam satu musim. Ketika itu, hal itu belum pernah ada di La Liga. Namun, kini catatan tersebut sudah dilewati Barcelona dua tahun setelahnya). Selain itu, Los Blancos juga menjadi tim paling subur di dunia dengan mencatatkan 121 gol dalam semusim.

Karakteristik permainan yang diterapkan Mourinho juga membuat Madrid berhasil memenangkan Copa del Rey musim 2010/11. Trofi yang belum pernah dimenangkan Madrid sejak tahun 1993.

4 dari 6 halaman

Chelsea

Chelsea
Tahun 2012, Chelsea yang tidak diperhitungkan bisa menjuarai Liga Champions. Hebatnya lagi, The Blues juara bersama pelatih sementara Roberto Di Matteo yang ditunjuk untuk menggantikan  Andre Villas-Boas.

Tim yang bermarkas di Stamford Bridge Stadium itu juara Liga Champions dengan taktik yang disebut "Parkir Bus". Taktik menempatkan 9 hingga pemain di lini pertahanan. Satu pemain lainnya menunggu kesempatan untuk melakukan serangan balik.

Strategi ini terbilang ampuh. Buktinya mereka berhasil menghentikan langkah Barcelona di partai semifinal. Padahal, Lionel Messi dan kawan-kawan menguasai ball possession sebesar 72,8 persen. Chelsea menang agregat 3-2 atas Barcelona.

Di partai final melawan Bayern Muenchen yang berlangsung di Allianz Arena, 19 Mei 2012, Parkir Bus kembali menjadi strategi andalan Chelsea untuk meredam dua winger lincah Muenchen, Arjen Robben dan Franck Ribery.

FC Hollywood (julukan Muenchen) yang sempat unggul melalui Thomas Muller pada menit ke-83 harus melanjutkan permainan ke babak adu penalti setelah striker Chelsea Didier Drogba mencetak gol pada menit ke-88. Dalam drama adu penalti, Chelsea menang 4-3 atas Muenchen.

5 dari 6 halaman

Inter Milan

Inter Milan
Untuk saat ini, Inter Milan tidak mendominasi sepak bola Italia, tapi ketika masih diarsiteki Jose Mourinho pada 2008 hingga 2010, Nerazzurri adalah tim yang paling diperhitungkan di Serie A.

Puncak kejayaan Inter terjadi pada musim 2009/10. Nerazzurri menjadi tim pertama Italia yang bisa  meraih treble winners. Kehebatan Inter Milan sangat dirasakan penggila sepak bola kala final Liga Champions melawan raksasa Jerman Bayern Muenchen.

Dalam permainan itu, Inter memberi keleluasaan kepada Arjen Robben dan kawan-kawan untuk melakukan tekanan. Namun, ketika Inter berhasil menghentikan permainan Muenchen, mereka bakal melakukan serangan balik tanpa ampun.

Strategi ini pun berbuah manis dengan dua gol yang dileksakkan oleh Diego Milito pada menit ke-35 dan 70. Menariknya, sepasang gol Milito diciptakan dari skema serangan balik.

6 dari 6 halaman

Leicester City

Leicester City
Pada awal musim 2015/16, Anda pasti akan tertawa bila mendengar Leicester City bisa menjuarai gelar Liga Premier Inggris. Namun kenyataannya, mereka punya peluang besar untuk memenangkan gelar tersebut.

Hingga pekan ke-29, Leicester City berada di puncak klasemen Liga Premier Inggris dengan mengemas 60 poin. Tim besutan Claudio Ranieri itu unggul lima angka dari Tottenham Hotspur yang berada di posisi kedua.

Leicester adalah tim yang paling kecil dalam hal ball possession musim ini, yakni sebesar 43,3, persen. Dua tim lainnya yang menguasai ball possession dengan tingkat persentase seperti Leicester yakni West Bromwinch Albion dan Sunderland berada di urutan ke-14 dan 19.

Kunci sukses tim yang dinakhodai Claudio Ranieri ini hanyalah memanfaatkan serangan balik. Leicester paham bisa mengendus peluang dari serangan balik untuk mencetak gol.

Selain itu, Leicester juga punya dua bintang yang sulit dihentikan oleh lawan, yakni Jamie Vardy dan Riyad Mahrez. Vardy merupakan top skorer Liga Premeir Inggris dengan mengemas 19 gol. Sedangkan Mahrez adalah raja assists musim ini dengan jumlah 14.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini