Sukses

Ketakutan, Hooligans Inggris Mulai Tinggalkan Prancis

Fans Inggris mulai pulang menggunakan kereta api.

Liputan6.com, Marseille- Suporter timnas Inggris yang selama ini dikenal dengan sebutan Hooligans mulai cemas dengan keselamatan mereka selama mendukung The Three Lions di Piala Eropa 2016 setelah terjadi kerusuhan suporter dalam beberapa hari terakhir. Banyak Hooligans yang memilih meninggalkan Prancis awal pekan ini.

Dalam empat hari terakhir suporter Inggris terus jadi sorotan di Prancis. Serangkaian kericuhan suporter melibatkan para Hooligans. Mereka bertikai dengan pendukung Rusia maupun preman setempat di kota Marseille.

Baca Juga

  • Striker Leicester Tersanjung Diminati Arsenal
  • Mourinho Duduk Santai Lihat Trio MU di Inggris Kecewa Berat
  • Aksi Menjijikkan Pelatih Jerman di Euro 2016 Tertangkap Kamera


Banyak suporter Inggris terluka setelah bentrok dengan suporter Rusia usai pertandingan pembuka Grup B yang berakhir imbang 1-1, Sabtu lalu.

Menurut laporan Mirror, pada hari Senin (13/6/2016), banyak suporter Inggris yang memilih angkat kaki dari Prancis. Mereka khawatir dengan keselamatan selama di Prancis. Pasalnya pihak kepolisian Prancis belum berhasil menangkap suporter garis keras Rusia yang menyerang mereka.

Antrian panjang terlihat di stasiun kereta api Marseille. Para suporter Inggris menunggu kereta api yang akan membawa mereka kembali ke negaranya.

Salah satu fans Inggris memilih meninggalkan Prancis adalah Martyn Lowe. Dia kapok berada di Prancis setelah diserang fans Rusia dan preman lokal dengan tongkat baseball. Akibat serangan brutal tersebut, mata kiri Lowe lebam. Dia juga kehilangan uang dan iPhone 6 miliknya.

"Kami sedang berada di luar pub di Old Port sambil meminum bir. Kemudian ada setidaknya tiga sampai empat ratus orang Rusia datang menyerbu. Salah satu diantara mereka memukul kepala saya dengan botol dan kemudian meninju wajah saya. Saya tidak tahu berapa banyak yang menyerang saya. Mereka datang dari segala arah," tutur Lowe kepada Mirror.

"Saya akan kembali pada hari Selasa. Saya tidak dapat melewatkan pertandingan Inggris melawan Wales," lanjut pria 28 tahun itu.

Lowe menyangkal tuduhan bila suporter Inggris yang membuat ulah sehingga pecah kerusuhan dengan fans Rusia dan preman setempat. Lowe mengaku saat kejadian dirinya bersama fans Inggris lainnya sedang nyanyi-nyanyi saja dan tiba-tiba diserbu oleh fans Rusia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Banyak Terluka

Selama kerusuhan yang terjadi sepanjang akhir pekan kemarin banyak fans Inggris yang terluka diserang ultras Rusia. Bahkan seorang pendukung Inggris bernama Andrew Bache koma di rumah sakit akibat cedera otak karena dipukul ultras Rusia.

Namun pihak kepolisian Prancis belum mampu menangkap ultras Rusia hingga saat ini. Padahal ada sekitar 150 ultras Rusia yang didakwa menjadi penyebab kerusuhan di kota Marseille sepanjang akhir pekan kemarin.

Justru ada 21 fans Inggris yang telah ditangkap polisi Prancis termasuk seorang bocah 16 tahun. Mereka dituduh melakukan kekerasan selama Piala Eropa 2016.

Banyaknya insiden bentrokan suporter antara Inggris dan Rusia membuat UEFA mengancam akan mendepak kedua tim itu dari Piala Eropa 2016 bila insiden memalukan tersebut kembali terulang.

Ancaman diskualifikasi serta banyaknya fans yang terluka membuat penggawa timnas Inggris sampai-sampai menghimbau suporter mereka untuk tidak membuat ulah lagi.

"Saya ingin berterima kasih kepada suporter Inggris atas dukungan luar biasanya di dalam stadion saat melawan Rusia. Dan sekarang kami memiliki laga besar yang sudah menunggu melawan Wales. Saya ingin meminta fans, mohon, jika anda tidak memiliki tiket maka jangan berangkat ke Prancis," tutur Rooney.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini