Sukses

Merengkuh Dayung Cabang Debutan Indonesia di Olimpiade

Pada Olimpiade Rio 2016, Indonesia mengirimkan dua pedayung.

Liputan6.com, Jakarta - Tak hanya pertarungan di darat, perebutan medali di Olimpiade juga berlangsung di dalam air. Dayung merupakan salah satu cabang olahraga air yang bakal dilombakan di Olimpiade Rio 2016.

Kegiatan mendayung sebenarnya sudah dikenal sejak zaman Mesir Kuno. Sulit mencari tahu negara mana yang pertama kali mempopulerkan kegiatan ini. Sebab dayung diperkirakan sudah ada sejak manusia belum kenal tulisan. Kabarnya, dayung bahkan sudah berkembang sejak 1430 SM. 

Namun saat itu, mendayung berkaitan dengan transportasi air. Belum ada perlombaan resmi untuk kegiatan ini. Baru pada awal abad ke-18 dayung mulai dijadikan sebagai olahraga yang kompetitif.

Kala itu perlombaan digelar di Sungai Thames, London, Inggris. Di akhir abad ke-18, kompetisi-kompetisi dayung mulai sering diadakan di Inggris. Selanjutnya, klub-klub dayung pun mulai ikut bermunculan.

Tahukah Anda?
Pertama kali digelar di Olimpiade 1900, olahraga dayung belum memiliki sistem kualifikasi yang resmi. Peraturan yang kerap berubah pun membuat banyak protes bermunculan saat itu.

Untuk mengatur seluruh aktivitas internasional dari olahraga dayung, Federasi Dayung Internasional (FISA) pun terbentuk pada 1892. Kini, organisasi ini sudah memiliki anggota dari 148 negara. Dan sejak edisi 1900, dayung pun resmi menjadi bagian sebagai salah satu cabor Olimpiade.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Aturan Main

Kini, olahraga dayung sudah melombakan 14 nomor. Semua nomor itu akan melahap jarak 2.000 m. Namun, standar ini baru ditetapkan sejak Olimpiade 1912 Stockholm. Sebelumnya, jarak dayung di Olimpiade 1900 adalah 1.750 m, Olimpiade 1904 (3.218 m), dan Olimpiade 1908 (2.412 m).

Kelompok usia dan berat badan juga ditetapkan dalam perlombaan dayung di bawah naungan FISA. Namun, hal itu tak berlaku di Olimpiade. Untuk tampil di Olimpiade, para atlet harus melewati kualifikasi pertama di Kejuaraan Dunia Dayung.

Selanjutnya, ada sistem kualifikasi lain disebut Continental Qualification Regattas yang diadakan selama empat kali sebelum Olimpiade di Asia, Afrika, Amerika Latin, dan babak final. Setiap tahun FISA akan mengeluarkan data berapa banyak atlet yang memenuhi syarat.

Setelah Jerman bersatu, Amerika Serikat menjadi negara pengoleksi emas terbanyak dari ajang Olimpiade. Total, sudah 32 emas, 31 perak, dan 24 perunggu yang dikoleksi AS dari Olimpiade. Di bawah Paman Sam menyusul Inggris yang mengoleksi 28 emas, 22 perak, dan 13 perunggu.

Meski demikian, raja dayung justru jadi milik atlet Rumania, Elisabeta Lipa. Dia sudah mengoleksi lima emas, dua perak, dan satu perunggu dari Olimpiade 1984, 1988, 1992, 1996, 2000, dan 2004.

3 dari 3 halaman

Perjalanan Indonesia


Pada Olimpiade Rio 2016, untuk kali pertama Indonesia mengirimkan atlet di cabor ini. La Memo dan Dewi Yuliawati lolos ke Olimpiade 2016 Rio setelah mencapai target pada kejuaraan Dayung Asia-Oceania di Chang-Ju, Korea Selatan, yang termasuk dalam Continental Qualification Regattas.

Indonesia sebenarnya mengirim enam atlet di babak kualifikasi tersebut. Namun, hanya Dewi dan Memo yang memenuhi ekspektasi. Dewi lolos setelah finis di urutan ketiga kelas tunggal sculls putri. Di Olimpiade 2016, Demi, 19 tahun, dan Memo, 21 tahun, akan mengemban tugas berat.

Cabor dayung di Olimpiade 2016 akan dihelat pada 6-13 Agustus 2016 di Lagoa Rodrigo de Freitas. Total, 14 medali akan diperebutkan 550 atlet yang terdiri dari 331 pria dan 219 wanita.

Tim Dayung Indonesia:
Putra: La Memo
Putri: Dewi Yuliawati
Prestasi Terbaik: -
Peraih Medali: -

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.