Sukses

Menyambut Era Keemasan Baru Timnas Spanyol

Gabungan para pemain senior dan muda membuat Timnas Spanyol kembali ditakuti.

Liputan6.com, Jakarta - Belum lepas dari ingatan kita bagaimana Timnas Spanyol menguasai sepak bola dunia. Spanyol menjuarai Piala Eropa 2008 dan 2012, serta mengangkat trofi Piala Dunia 2010.

Kala itu, skuat La Furia Roja begitu merata di setiap lini. Timnas Spanyol memiliki gaya permainan sendiri, yang menjadi ukuran nyaris setiap tim sepak bola di dunia.

Para pemain bersatu, meskipun terdapat rivalitas sengit yang melibatkan Barcelona dan Real Madrid. Belum lagi tangan dingin pelatih seperti Luis Aragones dan Vicente del Bosque, yang menyatukan pemain-pemain hebat.

Dominasi sepak bola Spanyol berlangsung tidak sebentar. Saat itu mereka memiliki generasi emas, dan para pemainnya tengah dalam usia emas pula.

Sepak bola Spanyol mulai meredup ketika tampil di Piala Dunia 2014 di Brasil. Sergio Ramos dan kawan-kawan bahkan saat itu tidak mampu lolos dari fase grup.



Momen tersebut seolah menjadi penguat anggapan berakhirnya era generasi emas Spanyol. Para pemain kunci mulai uzur, sedangkan penerusnya tidak punya kualitas sepadan.

Pada Piala Eropa 2016, nasib Spanyol juga tak jauh berbeda. La Furia Roja mesti terdepak di babak 16 besar usai kalah dari Italia. Pelatih Timnas Italia saat itu, Antonio Conte, menyebut sepak bola Spanyol sedang sakit.



Namun, kegemilangan Spanyol kembali terlihat setahun belakangan ini. Di bawah asuhan pelatih Julen Lopetegui, Timnas Spanyol kembali punya ruh permainan dan para pemain menyatu kendati berasal dari berbagai klub berbeda.

Timnas Spanyol menundukkan Italia di laga kualifikasi Piala Dunia 2018 dengan skor telak 3-0. Kemenangan itu tercipta berkat dua gol Isco dan satu gol Alvaro Morata, yang sekaligus menjadi sinyal kebangkitan sepak bola Spanyol.

"Kami bermain dengan penuh percaya diri dan semangat luar biasa, dan kami menunjukkan bahwa kami bisa mengatasi kesulitan yang kami hadapi," kata Lopetegui, seperti dikutip Football Espana.



"Saya senang dan puas karena mereka lawan yang sangat sulit, tapi tidak ada yang
namanya kesempurnaan dalam sepak bola. Dari hari pertama saya di sini, saya senang dengan jawaban yang diberikan (para pemain). Fokus dan komitmen mereka total. Hanya tim hebat yang memenangkan banyak hal, bukan pemainnya," jelas Lopetegui.

Kemenangan 3-0 atas Italia bukti lini belakang Spanyol sulit ditembus. Di bawah mistar gawang, Spanyol punya salah satu kiper terbaik di dunia, David De Gea. Dani Carvajal, Sergio Ramos, Gerard Pique, dan Jordi Alba penghuni utama kuartet bek.



David Silva, Andres Iniesta, dan Sergio Busquets deretan pemain senior berkualitas, yang kemampuannya masih dibutuhkan. Isco Marco Asensio, Alvaro Morata, Saul Niguez, dan Cesar Azpilicueta mulai menunjukkan kematangan.

Gabungan para pemain itu melahirkan kekuatan baru bagi Timnas Spanyol. Bukan mustahil era keemasan Spanyol bakal kembali di Piala Dunia 2018 Rusia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.